Sunday, November 25, 2018


LAPORAN PRAKTIKUM




PENANAMAN PADI


Oleh:
Golongan C/Kelompok 3
1. Moch. Revo Zulfikar                        (171510501098)
2. Sofyan Sharif                                   (171510501063)











LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018





BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Menanam meruapakan salah satu cara untuk membudidayakan tanaman pertanian, baik itu tanaman pangan, tanaman perkebunan maupun tanaman hortikultura. Menanam berarti kegiatan menaruh sesuatu di media tanam yang dilubangi lalu ditimbuni dengan tanah atau memendam, oleh karena itu kegiatan menanam tentunya membutuhkan media tanam. Kegiatan menanam termasuk salah satu kegiatan pertanian pada tahap budidaya (on-farm) yang pada umumnya dilakukan setelah kegiatan pengolahan tanah. kegiatan menanam biasanya diawali dengan pemindahan bibit dari tempat penyemaian ke lahan pertanaman untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih tinggi dari tanaman yang dibudidayakan. Cara menenam dapat dilakukan dengan cara manual atau tangan kosong dan menanam menggunakan alat seperti traktor atau alat-alat menanam lainnya tergantung pada kemauman petani dan efesiensi kegiatan budidaya yang dilakukan oleh petani serta tanaman yang akan ditanam. Tanaman yang memiliki jenis yang berbeda memiliki cara atau tahapan yang berbeda pula dalam proses penanamannya.
Tanaman padi memiliki nama lain Oryza sativa L. merupakan komoditi yang sangat dibutuhkan oleh kebanyakan masyarakat di Indonesia, bahkan hampir seluruh wilayah Indonesia, masyarakatnya membutuhkan padi sebagai bahan pangan pokok, oleh karena itu padi termasuk komoditas primer yang wajib ada di indonesia. Padi merupakan komoditi pangan utama yang memilik peran stategis (Lita dkk., 2013). Tanaman padi dibudidayakan untuk diambil bulir padinya atau berasnya. Tanaman padi sangat mudah dibudidayakan pada daerah-daerah hangat yang cukup terkena sinar matahari khususnya pada daerah di sekitar garis ekuator (khatulistiwa). Tanaman padi pada umumnya ditanaman atau dibudidayakan pada lahan sawah yang telah dibajak dan digenangi air, hanya saja pada saat pembibitan tanamaan padi dilakukan pada lahan semai yang di luar area sawah atau pembibitan pada area sawah. Perbaikan sistem budibdaya, diharapkan mampu memecahkan masalah-masalah budidaya padi (Lita dkk., 2013).
Menurut Lita dkk (2013) pertumbuhan dan hasil tanaman padi dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah sistem tanam. Cara menanam tanaman padi menggunakan sistem atau pola tanam jarak tanam yang berbeda-beda. Sistem tanam tersebut dapat dibedakan oleh pola jarak tanam yang akan digunakan, misalnya seperti sistem tanam konvesional menggunakan pola jarak tanam 20 x 20 cm atau 25 x 25 cm tanpada adanya jeda satu baris kosong pada seluruh petak sawah, yang kedua adalah sistem tanam jajar legowo yang menggunakan pola jarak tanam dengan rasio  (2 : 1), (3 : 1), atau (4 : 1) dimana ada jeda ruang 1 baris kosong untuk setiap 2, 3 atau 4 tanaman padi pada seluruh petak sawah. Sistem tanam atau pola jarak tanam yang berbeda-beda tersebut memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Sistem atau pola jarak tanam  jajar legowo memiliki beberapa keuntunga yang lebih banyak dibandingan dengan sistem tanam konvensional, seperti jarak atau jeda satu baris yang dikosongi tersebut dapat menjadi ruang untuk memudahkan petani pada saat pengendalian hama maupun penyakit dan penebaran pupuk, ruang atau jeda satu baris kosong tersebut juga dapat memberingan ruang yang relatif terbuka sehingga kelembaban menjadi berkurang, kelembaban yang berkurang akan mengurangi tingkat serangan jamur.

1.2  Tujuan
1.        Mengetahui cara menanam padi.
2.        Mengetahui berbagai macam sistem penanaman padi.










BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Persiapan benih dilakukan dengan cara benih direndam dengan air yang telah tercampur garam 20 gram per liter air. Benih yang terapung tidk digunakan, sedangkan yang tenggelam diambil. Benih kemudian dibersihkan dengan air outih dari kadar garam, setelah itu dilakukan perendaman selama 24 jam. Penanaman benih padi dapat menggunakan sistem tanam jajar legowo tipe 2:1 dengan jarak tanam 25 cm  12,5 cm x 50 cm. Jumlah bibit yang digunakan 1 bibit per lubang tanam dengan kedalaman 3 cm (Sugiono dan Saputro, 2016).
Pengolahan tanah yang dilakukan sebelum dilakukan penanaman di lahan sawah yaitu salah satunya dengan memperlakukan jerami padi hasil panen. Perbedaan perlakuan yang terjadi pada jerami padi yaitu jerami yang dibenamkan kembali ke dalam tanah dan jerami padi yang dibakar. Jerami padi yang dibakar akan menghasilkan emisi CO2 di udara, sedangkan jerami padi yang dibenamkan ke dalam tanah akan menjadi pupuk bagi tanah (Fusi et al., 2014). Lahan sawah memiliki air yang berlebih sehingga tanaman sering mengalami penggenangan air. Cara yang dilakukan untuk mengatasi kelebihan air di lahan sawah pada saat pengolahan tanah sebelum penanaman yaitu dilakukan sistem irigasi berseling, yaitu pembagian air pada beberapa lahan sawah secara bergantian tergantung dari umur tanamannya (Mitchell et al., 2013).
Bibit yang telah berumur 3 minggu dipindahkan ke lahan sawah pada sistem konvensional. Penggunaan umur pindah tanam antara 10-15 hari setelah sebar dapat memungkinkan tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik dan memiliki jumlah anakan lebih banyak. Pemindahan bibit padi ke lahan sawah umur 15 hari setelah semai menyebabkan perakaran mampu beradaptasi dengan baik serta tanaman dapat lebih cepat terhindar dari stress akibat pindah tanam (Ariyanto dkk., 2013). Pada penanaman padi dengan sistem jajar legowo menghasilkan ruang terbuka 25-50% sedangkan sistem konvensional tidak ada ruang terbuka. Penanaman dengan sistem jajar legowo mendapatkan kondisi rumpun tanaman mendapatkan intensitas cahaya matahari yang sama karena ada jarak pemisah antar baris tanaman (Sri, 2013).
Jarak tanam tanaman padi menggunakan sistem jajar legowo 4:1 yakni 25-50 cm x 12,5 cm memiliki jumlah anakan yang sedikit, namun pengaturan atau pengamatan hama dan penyakit lebih terkendali. Jarak tanam yang lebih lebar dapat meningkatkan penangkapan sinar matahari oleh tajuk tanaman. Peningkatan selanjutnya dapat terjadi seperti peningkatan volume dan panjang akar total, bobot kering, serta bobot gabah per rumpun (Ikhwani dkk., 2013). Jarak tanam jajar legowo dengan menggunakan rasio 4 : 1 dapat memberikan peninngkatan produksifitas padi sawah yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam lainnya dengan luasan yang sama, oleh karenanya untuk mendapatkan produksi padi sawah (Oryza sativa L.) yang optimal dianjurkan untuk menggunakan sistem tanam jajar legowo dengan pola jarak tanam 4 : 1 dengan persemaian benih terlebih dahulu (Satria dkk., 2017). Penanaman bibit padi dengan sistem konvensional pada jarak tanam 20 cm x 20 cm menghasilkan indeks luas  daun yang lebih besar dibandingkan dengan menanam bibit padi dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm. Pada jarak tanam 15 cm x 15 cm mendapatkan infeksi gulma yang lebih banyak. Populasi gulma yang padat dapat menghambat produksi tanaman padi (Ashraf et al., 2014). 




BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian acara 4 “Penanaman Padi” dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 April 2018 pukul 09.00 – 11.30 WIB di Agroteknopark Jubung-Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.    Tali rafia yang sudah diberi tanda jarak tanam yang akan digunakan
2.    Ajir

3.2.2 Bahan
1.    Bibit tanaman padi
2.    Lahan sawah yang telah siap tanam

2.2    Pelaksanaan Praktikum
1.    Mengambil tali rafia yang sudah diberi tanda sesuai jarak tanaman yang digunakan
2.    Membentangkan tali rafia ke lahan
3.    Menanam bibit padi sesuai dengan pola jarak tanam yang ditandai pada tali rafia.
4.    Menggeser tali rafia ke arah belakang (menanam padi dengan pola mundur), sesuadah satu baris tertanami semua.
5.    Menanami baris berikutnya hingga seluruh lahan petak kelompok anda tertanami.

2.3    Variabel Pengamatan
1.    Jarak tanam
Penentuan jarak tanam diukur dengan penggaris dan ditandai pada tali rafia sesuai pola tanam yang digunakan
2.    Jumlah populasi tanaman
Penentuan jumlah tanaman ditentukan dengan menghitung jumlah populasi tanaman menggunakan rumus

2.4    Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1 Hasil
PEKERJAAN PENANAMAN PADI
1
Jarak tanam konvesional (Bujur Sangkar 20 x 20 cm)
1
1
Tahap pekerjaan
1.      Mengambil tali rafia yang sudah ditandai dengan jarak tanam 20 x 20 cm dan membentangkan pada tanda semai jarak yang ditentukan.
2.      Menanam bibit sesuai pola yang tertera pada tali rafia.
3.      Setelah satu baris telah selesai ditanami padi, maka tali rafia dipindah ke belakang (mundur).
4.      Menanam kembali padi sesuai pola yang tertera pada tali rafia.


2
Pengamatan hasil
Menentukan jumlah lubang tanam
Jumlah lubang tanam = Luas lahan : jarak tanam
                                   = 750 m2 : (0,04 x 8)
                                   = 2.343,75
Jumlah populasi = jumlah lubang tanam x 2
                                   Jadi, 2.343,75 x 2
                                   = 4.687,5


3
Keterangan







2
Jarak Tanam Jajar Legowo 2 : 1

1
Tahap pekerjaan
1.      Mengambil tali rafia dan membentangkan pada tanda sesuai jarak tanam 2 : 1
2.      Menanam bibit sesuai pola yang tertera pada tali rafia yaitu 2 : 1
3.      Diselingi satu baris kosong setiap dua lubang tanam dalam satu baris
4.      Setelah satu baris telah selesai ditanami padi, maka tali rafia dipindah ke belakang (mundur).
5.      Menanam kembali padi sesuai pola yang tertera pada tali rafia.
6.       

2
Pengamatan Hasil
Jumlah populasi : 4.687,5 x 33,3 % = 1.560,8 + Hasil konvesional
                                                         = 1.560,8 + 4.687,5
                                                         = 6. 248,3


3

Keterangan








3
Jarak Tanam Jajar Legowo 4 : 1

1
Tahap pekerjaan
1.      Mengambil tali rafia dan membentangkan pada tanda sesuai jarak tanam 2 : 1
2.      Menanam bibit sesuai pola yang tertera pada tali rafia yaitu 2 : 1
3.      Diselingi satu baris kosong setiap 4 lubang tanam dalam satu baris
4.      Setelah satu baris telah selesai ditanami padi, maka tali rafia dipindah ke belakang (mundur).
5.      Menanam kembali padi sesuai pola yang tertera pada tali rafia


2
Pengamatan Hasil
 Jumlah Populasi = 4.687,5 x 20 % = 937,5 + Hasil konvesional
                                                         = 937,5 + 4.687,5
                                                         = 5.625
                            

3

Keterangan







4.2 Pembahasan
            Penanaman padi dilakukan dalam tiga bentuk atau pola jarak tanam yaitu pola konvensional, pola jajar legowo 2 : 1 dan jajar legowo 4 :1. Penanaman padi diawali dengan memebentangkan tali rafia yang telah dipersiapkan dengan ukuran dan tanda sesuai dengan ketiga pola tanam. Tali rafia yang dibentangkan diikatkan pada ajir yang berguna untuk batas tanam. Bibit padi yang telah dipersiapkan, diambil dan ditanam pada lahan sawah yang telah diolah. Bibit padi yang ditanam dalam satu lubang tanam berjumlah dua buah bibit padi. Penanaman dilakukan secara langsung menggunakan tangan sehingga penanaman menggunakan perkiraan kedalam tanaman padi sedalam 4 cm dari permukaan tanah.
            Penanaman padi juga dilakukan dengan melangkah mundur agar tanaman padi yang telah ditanam tidak terinjak atau rusak saat kegiatan penanaman bibit. Tali rafia yang semula berada garis depan dipindahkan kebelakang apabila proses penanaman padi pada tanah sudah dirasa cukup jauh dari jarak awal mulainya. Penanaman padi yang dilakukan secara mundur ini menyesuaikan atau meluruskan dengan tanda yang ada pada tali rafia sehingga pola tanam yang dinginkan dapat tercapai.
            Jumlah lubang tanam setelah dilakukan penanaman tanaman padi pada lahan dengan luas lahan 750 m2 didapatkan jumlah sebesar 2.343,75 atau 2.344 lubang tanam. Pola jarak tanam konvensional yang digunakan untuk penanaman padi menentukan jarak antar tanaman sepanjang 20 cm x 20 cm antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya. Pola jarak tanam konvensional menghasilkan jumlah populasi sebesar 4.607,5.
            Pola jarak tanam jajar legowo yang digunakan berupa jajar legowo 2 : 1 dan jajar legowo 4 : 1. Pola jarak tanam jajar legowo 2 :1 dilakukan dengan menanam 2 barisan padi kemudian diselingi 1 barisan kosong dan jarak antar tanamannya sepanjang 20 cm dengan jarak barisan pinggiran sepanjang setengah dari jarak tanam antar tanaman yaitu 10 cm. Barisan kosong pada jajar legowo     2 : 1 sepanjang 40 cm yang didapatkan dari penambahan antara dua jarak tanam dari sisi kanan dan kiri barisan yang kosong. Jajar legowo 2 :1 menghasilkan jumlah populasi sebesar 6.248,3. Pola jarak tanam 4 : 1 dilakukan dengan menanam 4 barisan padi kemudian diselingi dengan 1 barisan kosong dengan jarak antar tanaman sebesar 20 cm dan jarak saetiap baris pinggiran sebesar setengah dari jarak antar tanaman yaitu 10 cm. Barisan yang kosong pada pola jarak tanam jajar legowo 4 : 1 juga memiliki Panjang 40 cm yang didapat dari penambahan jarak sisi kiri dan kanan dari barisan yang kosong. Pola jarak tanam jajar legowo 4 : 1 menghasilkan jumlah populasi sebesar 5.625. Pemberian ruang jeda satu baris kosong tersebut memberikan pengaruh yang nyata kepada anakan maksimum dan anakan produktif (Misran, 2014).

BAB. 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1    Kesimpulan
Penamanan padi dilakukan dengan tiga pola jarak tanam ynag berbeda menunjukkan hasil jumlah populasi yang berbeda. Pola jarak tanam 2 : 1 jajar legowo lebih dianjurkan dalam penanaman padi dilihat dari jumlah populasi tanaman ynag lebih banyak daripada pola jarak tanam yang lainnya.  Jumlah populasi yang lebih banyak pada lahan petak sawah akan memberikan potensi produksi yang lebih banyak juga. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Satria dkk (2017) yang lebih menganjurkan pola jarak tanam 4 : 1 dengan pesemaian benih terlebih dahulu.

5.2    Saran
Pengawasan sepanjang berlangsungnya praktikum perlu ditingkatkan kembali agar parktikum yang dilakukan dapat berjalan dengan tertib sesuai dengan kesempatan urutan setiap kelompok yang diberikan saat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, E. F. A. L. Abadi, dan S. Djauhari. 2013. Keanekaragaman Jamur Endofit Pada Daun Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dengan Sistem Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dan Konvensional di Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. HPT, 1(2): 37-51.

Ashraf, U., S. A. Anjum, Ehsanullah, I. Khan, and M. Tanveer. 2014. Planting Geometry-Induced Alteration in Weed Infestation, Growth and Yield of Puddled Rice. Pak. J. Weed Sci. Res., 20(1): 77-89.

Fusi, A., J. Bacenetti, S. G. Garcia, A. Vercesi, S. Bocchi, and M. Fiala. 2014. Environmental Profile of Paddy Rice Cultivation with Different Straw Management. Science of the Total Environment, 494(1): 119-128.

Misran. 2014. Studi Sistem Tanam Jajar Legowo Terhadap Peningkatan Produktivitas Padi Sawah. Jurnal Penelitian Peranian Terapan, 14(2) : 106-110.

Mitchell, J., K. Cheth, V. Seng, B. Lor, M. Ouk, and S. Fukai. 2013. Wet Cultivation in Lowland Rice Causing Excess Water Problems for The Subsequent Non-Rice Crops in The Mekong Region. Field Crops Research, 152(1): 57–64.

Ikhwani, G. R. Pratiwi, E. Paturrohman, dan A. K. Makarim. 2013. Peningkatan Produktivitas Padi melalui Penerapan Jarak Tanam Jajar Legowo. IPTEK Tanaman Pangan, 8(2): 72-79.

Sri, M. D. 2013. Kiat Tingkatkan Produksi Padi. Jakarta: TRUBUS.

Sugiono, D. dan N. W. Saputro. 2016. Respon Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Genotip Padi (Oryza sativa L.) pada Berbagai Sistem Tanam. Agrotek. Indonesia, 1(2): 105-114.

Lita, N.T., S. Soekartomo., B. Guritno. 2013. Pengaruh Perbedaan Sistem Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Lahan Sawah. Jurnal Produksi Tanaman, 1(4) : 361-368.

Satria, B., E. M. Harahap., Jamilah. 2017. Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Oryza sativa L.) Melalui Penerapan Beberapa Jarak Tanam dan Sistem Tanam. Jurnal Agroteknologi FP USU, 5(3) : 629- 637.

No comments:

Post a Comment